DPR RI Mempertanyakan Sistem Keamanan Facebook Dalam Melindungi Data Pengguna

DPR RI Mempertanyakan Sistem Keamanan Facebook Dalam Melindungi Data Pengguna
rakyatid.Isu kebocoran data pengguna Facebook ke Cambridge Analytica untuk kepentingan politik masih belum terselesaikan. Ternyata dari 87 juta itu ada data-data pengguna Facebook di Indonesia.

Facebook merilis persentase kebocoran data tersebut dalam sebuah keterangan pers. Satu juta dari 87 juta data yang bocor adalah data pengguna dari Indonesia. Itu artinya, 1 juta data itu kini sudah masuk ke database Cambridge Analytica.

Data milik pengguna FB di Amerika adalah data yang paling banyak bocor . namun, jumlah user Indonesia yang datanya bocor terbilang besar karena masuk ke Top 3 dari kebocoran data tersebut.
Awalnya facebokk di agendakan untuk memenuhi  undangan Komisi I DPR pada rabu 11 April, namun dengan alasan sibuk, maka agenda tersebut dijadwalkan ulang.

Anggota Komisi I DPR Sukamta mempertanyakan Tanggungjawab Facebook dalam melindungi data para penggunanya. Pasalnya, Facebook dianggap seolah lepas tanggungjawab atas kebocoran data pengguna Facebook di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menilai Facebook seolah berusaha menyembunyikan kasus kebocoran data itu setelah melihat alur peristiwanya hingga terungkap saat ini. “Jadi di mana pertanggung jawaban moral Facebook? Jadi kalau begini terhadap para penggunanya yang jumlahnya jutaan, mungkin miliaran orang, kami mohon Anda memberi jawaban yang clear, kalau memang di situ (Facebook) enggak ada (data) keluar,” kata Sukamta dalam rapat dengar pendapat dengan Facebook di Ruang Rapat Komisi I DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/4/2018)
.
Hal ini dikatakan Sukamta setelah mendengarkan penjelasan Vice President Facebook untuk Bidang Kebijakan Publik di Asia Pasifik, Simon Milner yang menuding Peneliti Cambridge University, Dr. Alexander Kogan sebagai biang kerok atas kebocoran data pengguna Facebook di sejumlah negara, termasuk Indonesia.  Sukamta mengaku bisa memahami penjelasan Simon tersebut.

“Tetapi saya enggak bisa menerima alasan itu karena seolah-olah dari Facebook ini, menyediakan platform supaya digunakan oleh banyak orang, tetapi orang pengguna ini tidak diberi informasi data yang dikoleksi itu akan digunakan untuk apa,” kata legislator asal daerah pemilihan Yogyakarta ini.

Kemudian, antara Facebook dengan Alexander Kogan tidak adanya perjanjian itu dianggapnya sebagai pembiaran terhadap pengamembang aplikasi untuk dapat mengambil data pengguna Facebook tanpa izin. Lalu, untuk pembenahan atas  kebocoran data para penggunanya pun disorotinya.karena dianggap tidak adanya upaya dari pihak Facebook sendiri.

Atas terjadinya kebocoran data pada Facebook ini. Para penggunanya mulai berangsur meninggalkan media sosial yang didirikan Mark Zuckerberg ini ke media sosial lainnya.

“Kalau pada Maret 2018 tidak oleh media diungkap, apakah Facebook tetap akan melakukan perubahan-perubahan dan bertanggung jawab terhadap seluruh pengguna data ini,” imbuhnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menhub: 80 Persen Truk Barang Di Indonesia Overload

2018 Dan 2019, ADB Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5,3%